Sunday, November 3, 2013

HUKUM IBADAH YANG TERTINGGI




Dalam skala Piramid, pandangan agama-agama samawi akan ibadah tertinggi yang dipastikan akan berbalas sorga dinilai dari kemampuan seseorang dalam melakukan hukum tertinggi dalam agama yang dianutnya tersebut. Bila kita menggunakan skala Piramid memang akan semakin sedikit saja orang yang mendapat upah sorga kelak, karena semakin tinggi nilai ibadahnya semakin runcing posisinya. Namun, dalam perspektif perbadingan yang adil sesuai filosofi “apple to apple” maka ukuran yang sama harus diberlakukan kepada pihak yang diperbandingkan tersebut.

Dalam perspektif Islam, ibadah tertinggi adalah melaksanakan hukum tertinggi yakni berjuang di jalan Alloh berupa jihad dengan memerangi/membunuh para kafir. "...aku jatuhkan terror ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala-kepala mereka dan pancunglah...mereka"(QS 8;12). Dan, “Bunuhlah mereka(kafirun) dimana saja kamu menemukan mereka...!”(QS 2:19)

Upahnya sudah jelas yakni berupa sorga, bahkan akan mendapatkan bonus sekitar 70 bidadari yang masih perawan untuk disetubuhi sesuka para jihadist di sorga kelak. Tidak hanya itu saja, para jihadist juga akan mendapatkan bonus minuman keras(yang di bumipun dilarang dikonsumsi) yang memabukkan berupa anggur, namun, bagaimana bila jihadistnya ternyata seorang wanita?? Tidak ada satupun ayat yang dapat menjamin mereka untuk mendapatkan upahnya di sorga, apalagi mendapatkan bonus 70 lelaki tampan di sorga kelak!! silahkan cari sendiri ayat mengenai hal ini dalam Quran anda.....namun ada satu pertanyaan logis, bolehkah disorga kelak kita(lelaki jihadist) melakukan persetubuhan dengan banyak perempuan atau (wanita jihadist) bersetubuh dengan puluhan pria tampan disertai minum-minuman keras..?? Bukankah sorga itu suci adanya...??? mengapa disana ada birahi dan minuman keras..??
Lantas bagaimana cara menjalankan ibadah tertinggi minturut perspektif Kristiani? 

Berbeda dengan cara muslim dalam menjalankan ibadah tertingginya yang penuh berlumuran darah sesama manusia, cara umat Kristiani dalam menjalankan ibadah tertingginya justru begitu bertolak belakang alias menafikkan adanya pembunuhan terhadap sesama manusia!! Perintahnya sudah begitu jelas seperti yang langsung disabdakan sendiri oleh Almasih Isa Kalimatullah, “...Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua yang sama dengan itu ialah : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi”.

Itulah hukum dalam ibadah tertinggi dalam perspektif Kristiani yang menuntut kasih tulus tanpa syarat(kasih agave) kepada Allah juga kepada sesama manusia tanpa kecuali!!!. Ternyata mengasihi Allah dan sesama manusia tanpa pandang bulu akan memiliki dampak dan upah yang sama...

Lantas bila demikian, ke-mana-kah kitab (nabi) Muhamad  dengan hukum ibadah tertingginya yang penuh berlumuran darah itu bergantung?? entahlah.....

Friday, November 1, 2013

SEJARAH KELIRU YANG DICATAT ALQURAN (5)





[Artikel ini berjudul asli, “Benarkah Nabi Ibrahim Pernah ke Mekah?” yang saya kutip dari sebuah website lain. Untuk kesekian kalinya saya me-release artikel yang mengungkap kekeliruan serius dalam menuliskan sejarah milik bangsa Yahudi yang ditemukan dalam al-Quran. Sekali lagi bahwa, artikel ini di-relese bukan untuk bahan olok-olok, namun lebih sebagai sebuah peringatan bagi para muslim sebagai umat yang menjadikan al-Quran sebagai way of life yang ternyata salah besar dalam mengutip berbagai sejarah milik bangsa Yahudi yang telah ditulis semenjak abad ke empat Sebelum Masehi, agar muslim kini segera menyadarinya.... Itulah sebabnya umat Yahudi dan Kristiani sebagai pelestari sejarah tersebut tidak mau menanggapi berbagai klaim muslim yang ditulis dalam al-Quran, karena umat Yahudi dan Kristiani yang memiliki sejarah otentik, lebih dari itu, nenek moyang mereka adalah para pelaku sejarah otentik tersebut. Walaupun diancam dibunuh muslim karena tidak mempercayai klaimnya, namun Yahudi dan Kristiani tetap pada pendirianya, karena ternyata, sebagai salah satu contoh konkret ; masjidil al-aqsa di Yerusalem baru dibangun oleh dinasti kalifah penerus Muhamad hampir seratus tahun setelah Muhamad wafat setelah berhasil menaklukkan Yerusalem. Padahal, Muhamad sudah terlanjur mengklaimnya telah bolak-balik naik sorga via masjid tersebut. Parahnya lagi, dia juga mengklaim bahwa perintah sholat dia dapatkan dalam perjalanan “aneh” tersebut yang kini disebut Isra’-mi’raj. Mungkin Muhamad lupa bahwa Yerusalem pada masa hidup Muhamad sedang berada dibawah kekuasaan Kekaisaran Romawi, sehingga dia tidak mungkin bisa membangun masjid disana... yang ada disana hanyalah puing-puing dan pondasi bekas kuil King Solomon yang dihancurkan oleh tentara Romawi. Muslim baru bisa membangun masjid al-aqsa ketika kalifah penerus Muhamad berhasil menaklukkan Yerusalem..
Implikasi dari klaim Muhamad sungguh sangat besar, karena berdampak pada ditertawakannya dia oleh umat Yahudi pada masa itu, sehingga mulai saat itulah dia memindahkan kiblatnya ke Mekkah, tatkala dia berhasil menguasai sepenuhnya salah satu kuil ka’abah milik Hindu.
Karena tetap tidak mendapatkan pengakuan dari Bangsa Yahudi atas klaim perjalannan isra’-mi’raj nya tersebut, maka dia menulis ancaman serius dalam al-Quran untuk membasmi Yahudi, agar kelak dikemudian hari rahasianya tidak terbongkar, namun ternyata dia tidak berhasl membasminya!! Bahkan, pihak Yahudi tidak bergeming karena memang di Yerusalem saat itu tidak ada bangunan apapun yang dibuat pihak bangsa Arab apalagi sebuah masjid, karena saat itu Bangsa Yahudi dengan Yerusalem-nya masih berada dibawah penjajahan Kekaisaran Romawi... implikasi serius selanjutnya adalah keabsahan akan klaim perintah sholat yang dia dapatkan dalam perjalanannya tersebut bahkan sekalipun dilaksanakan dengan berteriak-teriak sekencangnya sebanyak 5 kali sehari hingga kini....]

Pandangan bahwa Sayidina Ibrahim pernah ke Mekah didasarkan dari ayat berikut : 

Surat Ali 'Imran (3): 96
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun (untuk tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah)yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia."

Kisah ini diperkuat dalam : 
Sahih Bukhari Volume 4, buku 55, nomer 583 : 

Dikisahkan oleh Ibn Abbas: "

Sayidina Ibrahim membawa Siti Hajar dan anaknya Ismael yang masih menyusu ketempat dekat Ka’ba dibawah pohon dilokasi Zam Zam, diposisi tertinggi dari rumah Allah. Pada saat itu tidak ada orang di Mekah, begitu pula tidak ada air.
Sayidina Ibrahim kembali tidak menjumpai Ismael dalam jangka waktu yang telah ditentukan Allah dan kemudian berusaha untuk menemui Ismael kembali. Kali ini Sayidina Ibrahim melihat Ismael dibawah pohon di Zam Zam, sedang menajamkan anak panahnya. Ketika Ismael melihat Sayidina Ibrahim , dia berdiri dan menyambutnya. Sayidina Ibrahim berkata, 'Oh Ismael, Allah telah memberi perintah kepadaku." Ismael berkata, "Kerjakanlah apa yang telah diperintahkan Allah kepadamu." Sayidina Ibrahim bertanya, "Apakah engkau mau membantuku?’. Ismael berkata, "Aku akan membantumu". Sayidina Ibrahim berkata, "Allah telah memerintahkan untuk membangun sebuah rumah disini (red : Ka’ba)." Kemudian mereka mulai membangun rumah tersebut. ……."
Apakah klaim bahwa Sayidina Ibrahim pernah ke Mekah bahkan membangun Ka'abah ini valid atau sah?

Kita coba lihat dari sumber-sumber Islam. 

Pertama : 
Perhatikan kutipan dari buku: 
Sirah Ibnu Ishaq Kitab Sejarah Nabi Tertua, Muhammadiah University Press, Juni 2002, Jilid 1, halaman 15 - 16. 

Kutipan ini mengisahkan raja Abu Karib Tiban As’ad yang berasal dari Yaman yang saat itu melakukan perjalanan ke Yatsrib. 

Halaman 15 : 
"Tubba menulis baris-baris berikut tentang perjalanannya, apa yang dia lakukan terhadap Madinah dan Ka’bah, ……."

Dalam salah satu baris syairnya yang terdapat di halaman 16 : 

"Aku tidak tahu tentang adanya kuil yang murni 
Yang dipersembahkan untk tuhan di lembah Mekah...
"


Raja ini adalah ayah dari Dzu Nawas yang menyerang kaum Kristen Najran pada tahun 523 M (Sejarah Hidup Muhammad Sirah Nabawiyah, Robbani Press, Mei 2002, Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury, halaman 36). 

Jika kita asumsikan bahwa raja Abu Karib Tiban As’ad melakukan perjalanan ke Madinah dan Mekah 70 tahun sebelumnya, berarti perjalanan terjadi pada sekitar tahun 450 M. 

Dan pada tahun 450 M, Ka'abah di Mekah tidak diketahui oleh seorang raja dari Yaman!

Sungguh aneh, padahal menurut Al-qur'an Kabah dibangun oleh Sayidina Ibrahim dan Ismail yang hidup sekitar 1900 SM - 2000 SM, kenapa tidak dikenal pada tahun 450 M?? 

Kedua : 
Tentang waktu pembangunan Kabah.

Dikutip dari tafsir Ibn Kathir terhadap QS 3 : 96 yang dapad diakses di 
http://www.tafsir.com/default.asp?sid=3&tid=8799
Imam Ahmad recorded that Abu Dharr said; "I said, `O Allah's Messenger! Which Masjid was the first to be built on the surface of the earth' He said, `Al-Masjid Al-Haram (in Makkah).' I said, `Which was built next' He replied `Al-Masjid Al-Aqsa (in Jerusalem).' I said, `What was the period of time between building the two' He said, `Forty years.'
Terjemahan bebas :
Imam Ahmad mencatat bahwa Abu Dharr berkata; "Aku berkata, "O Rasulullah, masjid mana yang pertama dibuat didunia ini?. Dia berkata, "Al-Masjid Al Haram (di Mekah)". Aku berkata, "Mana yang dibangun setelah itu?". Dia menjawab, "Al-Masjidil Al-Aqsa (di Yerusalem)". Aku berkata, "Berapa jangka waktu antara pembangunan kedua bangunan itu?" Dia berkata, "Empat puluh tahun"
Menurut perhitungan :

Sayidina Ibrahim dan Ismail hidup sekitar tahun 1900 SM – 2000 SM.
Raja Salomo (Sulaiman) yang membangun bait Allah di Yerusalem hidup sekitar 1000 SM - 950 SM. 
Jadi ada beda waktu 1000 tahun antara Ismail (yang membangun Masjidil Haram) dengan raja Salomo (yang membangun Bait Allah di Yerusalem). 

Jadi bagaimana bisa dikatakan beda waktu keduanya hanya 40 tahun? 
Lagi-lagi, tampaknya nabi Muhammad telah mengalami disorientasi waktu saat merangkai cerita Sayidina Ibrahim dan raja Salomo!

Ketiga : 
Makanya tidaklah mengherankan jika ada pakar Islam sendiri yang meragukan kisah pembangunan Kabah oleh Sayidina Ibrahim . Lebih lanjut kutipan dari tokoh Islam modern tentang hubungan Ismail dan Arab sebagai berikut : 

Dr. Taha Husayn, seorang profesor dari Mesir, pendapatnya dikutip dalam buku "Mizan al Islam karya Anwar Jundi", halaman 170 :
"Dalam kasus cerita Sayidina Ibrahim dan Ismail membangun Kabah cukup jelas, cerita ini muncul belakangan disaat Islam mulai berkembang. Islam mengeksploitasi kisah ini untuk kepentingan agama/politik."
Siapa DR.Taha Husayn?
Dikutip dari : 
Encyclopaedia Britannica edisi 2003 
Sub Topik : Taha Hussein 

Terjemahan bebas : 
Lahir Nov. 14, 1889, Maghaghah, Mesir 
Meninggal Oct. 28, 1973, Kairo 

Figur yang menonjol dalam khasanah Mesir modern …..Ditahun 1902 dia belajar di Al-Azhar, Kairo …… Ditahun 1908 dia masuk Universitas Kairo dan di tahun 1914 menjadi orang pertama yang meraih gelar doktor …… Taha menjadi professor Kebudayaan Arab di Universitas Kairo, karirnya dipenuhi dengan gejolak karena pandangan-pandangan kritisnya yang sering membuat marah kaum Islam ortodoks. ….Tahun 1926 dia menerbitkan buku On Pre-Islamic Poetry, dalam buku ini dia menyimpulkan beberapa syair-syair yang dinyatakan pra Islam sebetulnya adalah pemalsuan oleh muslim kemudian karena beberapa alasan, salah satunya adalah untuk memberikan otoritas kepada Al-Qur’an. Karena buku ini, dia dinyatakan kafir. ….. Taha kemudian menjabat sebagai Menteri Pendidikan ditahun 1950 – 1952 …..
 


Informasi tambahan:

Perjalanan Sayidina Ibrahim Dari Kota Ur-Kasdim ke Tanah Perjanjian Berdasarkan Alkitab

Menurut buku 'Atlas of the Bible: with A-Z Guide to Places' karangan Eerdmans, perjalanan Sayidina Ibrahim dari kota Ur-Kasdim ke tanah perjanjian (yang berakhir di Hebron) ternyata TIDAK menunjukkan bahwa rute perjalanan Sayidina Ibrahim tersebut melewati Arab Saudi atau kota Mekkah. Perjalanan Sayidina Ibrahim di mulai dari kota Ur, di tanah Khaldea, kemudian menuju ke barat-laut, yakni Haran di sebelah tenggara Turki atau masih di sebelah timur sungai Eufrat dan kemudian dari sana berbelok menuju ke arah barat daya menuju Hebron (tanah kanaan). 

Dari rute perjalanan tersebut, nampaknya Sayidina Ibrahim tidak melewati daerah Arab Saudi, khususnya kota Mekkah. Anehnya, umat Islam mengklaim bahwa Sayidina Ibrahim (Ibrahim) pernah berada di Mekah. Apakah memang ada bukti (dari Kitab Suci) bahwa Ibrahim memang pernah tinggal (lewat) di Mekkah? 

Perlu diketahui, kota Haran berbeda dengan padang Paran. Padang Paran (Desert of Paran) juga bukan terletak di daerah Arab Saudi, melainkan di daerah Sinai (wilayah Mesir). 

Memang secara logika, kalau Sayidina Ibrahim diminta oleh Allah untuk meninggalkan kota kediamannya (Ur) menuju ke tanah Kanaan, maka posisi tanah Kanaan memang berada di arah barat dari Ur. Sementara, kota Mekah terletak di sebelah barat daya dari kota Ur. Karena Sayidina Ibrahim melakukan perjalanan (nomad), maka sangat mungkin dia akan memilih jalan dekat sungai Eufrat dan akhirnya berhenti sementara di kota Haran. Di kota Haran ini, ayah Sayidina Ibrahim , Terah, meninggal dunia. 

Sementara Padang Paran, tempat di mana Ismael dan ibunya tinggal berada di daerah Sinai. Padang Paran ini juga pernah dilewati oleh bangsa Israel ketika melakukan perjalanan keluar dari Mesir, kembali ke tanah kanaan. 

Secara Alkitabiah(yang sudah dicatat sejak abad 4 Sebelum Masehi), tak ada bukti bahwa Sayidina Ibrahim pernah tinggal/lewat kota Mekah.


Tempat-tempat yang dilewati Sayidina Ibrahim adalah:

1. Berangkat dari Ur-Kasdim (Kej 11:31) 
2. Sampai di Haran (Kej 11:31) Ayah Sayidina Ibrahim , Terah, mati di Haran. 
3. Sampai di Sikhem (Kej 12:6) 
4. Sampai pegunungan sebelah Timur Betel. (Kej 12: 
5. Sampai ke tanah Negeb (Kej 12:9) Ketika ada kelaparan di negeri itu, Sayidina Ibrahim pergi ke Mesir. 
6. Sampai di Mesir (Kej 12:10) 
7. Kembali ke tanah Negeb (Kej 13:1) 
8. Menuju ke Betel (Kej 13:3) Sayidina Ibrahim pernah membuat mezbah di Betel (Kej 13:4). Betel = Beth-el (Beth = rumah, El = Allah)= Baitullah 
9. Pindah ke Mamre, dekat Hebron (Kej 13:1 
10. Sayidina Ibrahim punya anak Ismael ketika di Kanaan (Kej 16:3) 
11. Sayidina Ibrahim ke tanah Negeb (Kej 20:1) 
12. Sayidina Ibrahim punya anak Ishak sewaktu berada di tanah Negeb (Kej 21:2) 
13. Siti Hajar dan Ismael mengembara di gurun Bersyeba (Kej 21:14) 
14. Siti Hajar dan Ismael akhirnya tinggal di gurun Paran (Kej 21:21) 
15. Sayidina Ibrahim menanam pohon di Bersyeba (Kej 21:33) 
16. Sayidina Ibrahim ke tanah Moria (Kej 22:2) 
17. Sayidina Ibrahim pergi dan tinggal di Bersyeba (Kej 22:19) Sara nampaknya tetap tinggal di Hebron.
18. Sara wafat di Hebron (Kej 23:2) 
19. Sayidina Ibrahim dimakamkan di gua Makhpela (Hebron) (Kej 25:9)


Catatan: Dalam Alkitab ada kota/tempat tang bernama Maakha, yaitu sebuah kota kecil di sebelah tenggara gunung Hermon (gunung Hermon terletak di perbatasan Libanon dan Syria). Namun berdasarkan lokasinya, kota Maakha ini tidak bisa disamakan dengan Mekkah di semenanjung Arab.

Silahkan menuliskan komentar dengan bahasa sopan atau langsung dihapus, terimakasih.

Thursday, October 31, 2013

YANG HARUS DILAKUKAN MUSLIM




(Dalam perspektif muslim, suatu pengungkapan kebenaran yang bersumber dari al-Quran, sirah dan hadist sahih, namun bila yang mengungkapkan kebenaran tersebut orang diluar muslim/kafir, maka kebenaran tersebut tetap dianggap salah. Hal ini sudah merupakan pakem semenjak islam itu mulai disebarkan. Pakem seperti ini macem “kacamata kuda” alias membuat umat muslim “seperti katak di dalam tempurung” yang disengaja sejak semula sehingga begitu sulit dilepaskan, tidak peduli apapun diluar sana....)

Dengan demikian umat muslim memang tidak disiapkan menghadapi perubahan zaman yang dinamis yang bergerak terus secara linear. Sehingga ketika suatu saat ketika “kacamata kuda-nya” sedikit bolong dan dapat mengintip dunia luar, maka muslim terkaget-kaget dan merasa seolah telah dipecundangi, tidak siap samasekali. Hal ini terjadi karena muslim selama ini tidak mau mendengar dan selalu menutup diri dengan “kacamata kudanya” tersebut....
Matanya langsung terbelalak ketika suatu saat kepada mereka diungkapkan fakta-fakta kebenaran lain mengenai apa yang selama ini diimaninya. Mereka langsung menganggap bahwa fakta-fakta tersebut sebagai fitnah dan sebagai sebuah pelecehan!!

Namun ketika kepada mereka disodorkan bukti-bukti bahwa fakta-fakta tersebut justru bersumber dari al-Quran dan hadist sahih, maka mata mereka semakin terbelalak dan marah, mengumpulkan massa dan bersiap menyerang tanpa ampun lagi.....
Mereka memang enggan berpikir jernih dengan mengendapkan pikiran dengan hati putih serta merenungkan semua hal kebenaran yang telah diungkapkan....

Saya menulis tidak asal “njeplak” saja, apa yang saya tulis semua berdasar fakta logis dan mengutip apa yang ditulis hadist sahih dan al-Quran, kitab suci mereka, toh saya tetap sampai capek menghapus komentar berisi sumpah serapah dan bernada ancaman baik secara pribadi maupun ditujukan kepada komunitas...

Mengapa muslim selalu mengancam pihak lain yang berusaha menyatakan kebenaran?? 
Pertanyaan ini sungguh menggelitik siapapun, namun sekali lagi bahwa sejak awal muslim telah dipersenjatai dogma bahwa walaupun suatu kebenaran diungkap bahkan dengan fakta yang ditemukan dalam Quran, namun bila yang mengungkapkan dianggap kafir, maka walaupun benar akan tetap dianggap salah!!  Sumber rujukan atas “kebebalan” muslim tersebut adalah ; Berkata Abu Imran, dari Jundub , ia berkata: Rasulullah SAW , bersabda: “Siapa berkata mengenai isi Kitabullah Azza wajalla (Al-Qur’an) dengan pendapatnya sendiri, meskipun benar, itu tetap salah.” (Abu Dawud).

Anda tentu masih ingat tokoh murtadin kharismatis Salman Rhusdie(India) dengan karangannya berjudul “the satanic verses”. Saking geramnya pihak muslim akan fakta kebenaran yang diungkapkan Salman Rhusdie, walaupun semua itu dia kutip dari al-Quran, maka dia diuber-uber muslim dari seluruh dunia bahkan “kepalanya” sampai dihargai jutaan dollar oleh salah seorang pemimpin muslim di Timur Tengah!!


Apa yang dilakukan muslim tersebut diatas sudah sangat lumrah dan menjadi pegangan muslim diseluruh dunia yang bersumber langsung dari ;
QS 8 ; 12, "...aku jatuhkan terror ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala-kepala mereka dan pancunglah...mereka", dan “Bunuhlah mereka(kafirun) dimana saja kamu menemukan mereka...!”(QS 2 : 19)

Penjabaran/tatalaksana dilapangan dari kedua ayat tersebut diatas dapat di saksikan dalam kutipan dibawah ini yang bertebaran di internet yang penuh bahasa yang sangat vulgar tanpa tedeng aling-aling dalam menebarkan ancaman bagi pihak lain, sehingga saya memilih salah satu yang berbahasa lebih halus yang saya copy di FB milik WS salah seorang muslim yang sangat aktif di dunia maya. Untuk memudahkan memahami makna, saya urutkan dengan angka untuk setiap alinea yang dimaksud supaya mudah dimengerti. Dijamin, bagi anda yang masih waras akal budinya pasti hanya bisa mengelus dada dan geleng-geleng kepala...

Diperingatkan bagi anda, baik muslim dan non muslim, hendaknya mengendapkan pikiran anda setelah membaca kutipan saya dibawah ini lantas merenungkannya dengan hati putih. Kutipan saya ini berjudul asli “Tips Debat Melawan Kafirun_Pasti Menang, seperti dibawah ini :


“(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

1.     Saudara, meski kita hidup dinegara berpenduduk mayoritas muslim, namun tak dapat dipungkiri bahwa setiap hari kita harus bertemu dengan para kafir yang hidup disekitar kita. Sesekali para kafir ini mencoba mengkritik Islam dan nabi kita. Di sebuah negara Islam, dimana syariat Islam ditegakkan, jika terdapat seseorang yang mengkritik nabi, yang harus kita lakukan hanyalah meneriakkan dengan kencang apa yang ia katakan dan ia akan dikeroyok massa oleh orang-orang yang marah, karena berani mengkritik nabi junjungan kita.


2.     Dengan cepat pengkritik itu akan dibunuh, habis perkara. Namun di negeri ini, kita tidak memiliki kenikmatan tersebut. Insya Allah dalam waktu dekat ini, jika syariat Islam ditegakkan, kita tidak akan menghadapi masalah dari para kafir dalam keseharian kita. Namun, untuk sementara waktu sebelum masa itu tiba, berikut ini adalah sebuah pendekatan yang dapat digunakan semua muslim dan muslimah ketika menghadapi kafirun hama pengganggu. Insya Allah manusia-manusia hina itu akan pergi darimu.


3.     Sebuah pertanyaan yang populer adalah: “Mengapa Islam menyerukan kematian bagi kritikus Islam dan para murtadin (exmuslim)?” Tegaskan bahwa info mereka adalah salah. Katakan bahwa itu adalah fitnah!..


4.     Kemudian jika mereka menunjukkan data para kritikus dan para murtadin yang dibunuh oleh muslim, serta mengatakan bahwa “Islam disebarkan lewat pedang”, katakan jika hal itu adalah kebohongan besar yang disebarkan oleh Neo Yahudi, Kristen sayap kanan, dan kafir Hindu, lalu kutip Quran surat Al Baqarah ayat 256: “..tidak ada paksaan dalam Islam”.


5.     Jika kafirun mengutip fatwa jihad Bin Laden tahun 1998 yang juga ditandatangani oleh ulama-ulama top Islam yang menyerukan muslim untuk membunuh orang Amerika di manapun mereka berada, serta mengutip surat Imam Samudra yang mengajak para muslim untuk berjihad dan mati syahid menghabisi para kafir, katakan bahwa mereka (Bin Laden dan Imam Samudra) telah membajak agama Islam yang penuh damai, dan kemudian kutip ayat 5:32 “membunuh satu orang yang tidak berdosa adalah seperti membunuh semua manusia.”


6.     Jika kafirun memberikan respon dengan mengutip ayat-ayat kekerasan dalam Quran, tuduh mereka dengan mengatakan bahwa mereka mengutip ayat sepotong-sepotong di luar konteks hanya untuk mendukung konsep mereka.


7.     Jika ia kemudian mengutip seluruh ayat, ayat sebelum dan sesudahnya, ayat Mekah dan ayat Madinah, serta menegaskan bahwa keseluruhan ayat damai telah dibatalkan oleh ayat kekerasan, maka tuduhlah bahwa terjemahan Quran mereka adalah salah. Jika kafirun membawa 10 bahasa terjemahan berbeda, katakan bahwa arti yang benar hanya dapat dimengerti dalam bahasa Arab.


8.     Jika kafirun mengerti bahasa Arab dengan baik, maka paksa mereka bahwa ayat-ayat tersebut tidak dapat diartikan secara tersurat / literal, melainkan bahwa ayat-ayat tersebut memiliki makna-makna alegoris yang tersirat.


9.     Jika kafirun tidak mau menyerah, katakan bahwa anda tidak dapat mengerti ayat-ayat tersebut tanpa membaca terlebih dulu konteks ayat tersebut melalui hadits dan sirah.


10.                        Jika kafirun membawa hadits dan sirah, dan mulai mengutip konteks / latar belakang dari ayat-ayat kekerasan dengan merujuk pada hadits yang menceritakan pemerkosaan, perampokan, pembunuhan, dan pemusnahan suatu golongan bangsa oleh nabi, maka katakan bahwa “semua hadits dan sirah adalah palsu dan sesat, satu-satunya kebenaran hanyalah Quran”.


11.                        Jika mereka menanyakan mengapa anda meragukan sejarah yang diriwayatkan oleh sarjana-sarjana muslim seperti Tabari, dan Ishaq, serta meragukan hadist mutawatir dari ahli hadist seperti Bukhari, katakan bahwa mereka (Tabari, Ishaq dan Bukhari) sebenarnya adalah Yahudi yang menyamar sebagai muslim.


12.                        Lalu jika kafirun mengatakan bahwa Quran hanyalah buku karangan nabi dan meminta bukti atas kesucian Quran, maka rujuklah kepada sains dalam Quran dan buku yang ditulis oleh Dr Zakir Naik yang menunjukkan keajaiban sains dalam Quran.


13.                        Jika kafirun mengatakan bahwa argumen Dr Zakir Naik telah dibuktikan salah oleh banyak ahli sains, dan Zakir Naik tak berani lagi menampakkan batang hidung karena terbongkar kebohongannya, maka katakan bahwa kekalahan Zakir Naik adalah rencana Allah untuk menunjukkan kebenaran Quran, Allah memiliki alasan untuk semua ini.


14.                        Jika kafirun kembali menunjukkan banyak kesalahan dan kontradiksi dalam Quran, serta mengutip ayat-ayat yang bertentangan dengan sains, sehingga hal itu memperkuat argumen mereka bahwa Quran bukan berasal dari Allah, karena Tuhan tidak pernah salah, maka segera ganti topik pembicaraan dan tunjukkan balik kesalahan dalam agama lain dan kitab suci mereka.


15.                        Jika kafirun masih meneruskan perdebatan, maka lakukan personal attacks, dan caci-maki dia dengan menyebutnya salibis rasis, pantat Yahudi, babi China, atau anjing Hindu.


16.                        Jika itu tidak membuat kafirun frustrasi, maka tanyakan kepadanya berapa dia dibayar oleh Yahudi untuk mengotori Islam. Jika kafirun tersebut ternyata sangat keras kepala dan masih ingin untuk melanjutkan debat, maka kutuk dia, semisal dengan mengatakan: “Terbakarlah di neraka”, atau “kamu akan menyesal pada hari kiamat”, atau “Allah akan menyiksamu dalam kuburanmu”, dsb.


17.                        Ketika semua cara di atas gagal, ancam dia dengan kekerasan fisik dan akhiri perdebatan dengan sikap triumphalist yang sok menang dan umumkan bahwa anda telah memenangkan perdebatan karena Quran adalah firman Allah. Umumkan kemenangan debat anda sebanyak mungkin di website-website, di pertemuan-pertemuan, dan katakan bahwa anda telah memenangkan perdebatan dengan mudah.


18.                        Tentu saja, secara tersembunyi laporkan kafirun tersebut kepada pihak berwajib sebagai penghujat Islam agar dapat dipidanakan. Jika laporan anda ternyata tidak juga ditindaklanjuti, sampaikan identitas kafirun tersebut kepada muslim radikal agar Allah segera menghukum para kafirun itu;


19.                        Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman. (QS 9:14)


20.                        Allahu Akbar…Allahu Akbar, kedamaian hanya milik Allah semata.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh)”
.........................................................................................................................................

Sebenarnya, dengan me-release ke 20 butir pernyataan tersebut diatas, tanpa disadarinya, muslim juga telah secara vulgar dan aklamasi menyatakan bahwa muslim telah membuat pengakuan ke publik tentang sahihnya ayat yang berupa ajakan untuk melakukan ; perampokan, penjarahan, pemerkosaan, pembunuhan, bahkan terror, juga akan sahihnya bukti adanya kontradiksi di dalam al-Quran bahkan mengutuk sebagai salah satu jurus yang diperintahkan!!!

Saya sungguh begitu jijik dan begitu “miris” membaca butir kedua yang mengatakan bahwa “pembunuhan” sebagai sebuah “kenikmatan”. Berasal dari Alloh yang mengayomi semua umatkah ajaran tersebut atau bersumber dari ‘iblis’ yang menyamar sebagai ‘malaikat terang’...?? inikah yang dimaksud sebagai ‘islam rahmatan lil-alamin..??’

Saya yang mantan muslim hanya bisa menarik napas panjang sembari mengelus dada sambil menggeleng-gelengkan kepala setelah membaca kutipan tersebut diatas...
Bagaimana dengan anda......??

Thursday, October 24, 2013

SIAPAKAH "TEMAN YANG MAHA TINGGI" YANG DISERUKAN MUHAMAD SEBELUM AJALNYA MENJEMPUT??




"Ya Alloh ! Ampunilah saya! Kasihanilah saya dan hubungkanlah saya dengan Teman Yang Maha Tinggi” (Sahih Bukhari 59.715)

Dalam diskursus “Teman Yang Maha Tinggi” seperti yang diserukan Muhamad sesaat sebelum ia menghembuskan napas terakhir diantara payudara Aisyah ketika ludah mereka berdua masih berlepotan bercampur menjadi satu, para sarjana muslim masih begitu beragam dalam membuat kesimpulan. Mereka masih berdebat habis pada pandangan masing-masing karena kekerasan hati mereka sendiri. Ini terjadi karena masing-masing pendapat para sarjana muslim tersebut membawa konsekuensi yang tidak ringan. Itulah sebabnya mereka mengambil jalan tengah dengan tidak membahas sama sekali peristiwa tersebut dihadapan umat muslim yang awam.....

Artikel ini dalam rangka memecahkan kebuntuan yang mereka buat sehingga semua menjadi terang. Dipastikan 95% muslim tidak tahu kisah yang mendebarkan ini, 5% yang tahu dipastikan tidak peduli atau bahkan malah menutupi kisah sakratul maut yang dialami Muhamad junjungan mereka.

Apa yang diserukan Muhamad menunjukkan kebingungannya akan kemana dia akan pergi setelah mati sehingga ia mengajukan permintaan terakhir kepada Alloh dengan seruan agar dihubungkan dengan “juru damai” yakni “teman yang maha tinggi” tersebut sebagai “shirathal mustaqiim” sebuah jalan lurus untuk dapat langsung bertemu Alloh!!. Namun, hal yang begitu kontras bahkan ditunjukkan oleh Almasih Isa sesaat sebelum Dia mati sebagai manusia, “...Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus!!”, (Lukas 23;43).

Sungguh sebuah perbedaan yang teramat luar biasa kontras, Almasih Isa bahkan masih sempat mengampuni dan memastikan salah seorang penjahat yang disalibkan bersama-Nya pada hari itu juga akan bersamanya di dalam Firdaus............ sedangkan Muhamad masih kebingungan mencari “Sang Juru Damai” yakni “shirathal mustaqiim”.

Kepastian yang dijaminkan Almasih Isa itulah yang oleh Muhamad sedang diserukan sebelum ajalnya menjemput... namun apakah Almasih Isa mendengarkan seruan Muhamad tersebut??

Sebenarnya jauh hari Muhamad sudah merekam semua ini dengan baik dalam al-Quran, namun rupanya ia sendiri bahkan para pengikutnya telah salah persepsi akan pesan-pesan tersebut. Sebutan “Almasih” di depan nama Isa adalah sebuah gelar yang “sangat luar biasa” karena memiliki pengertian sebagai satu-satunya “juru damai” atau “pendamai”, sebuah gelar yang merupakan satu-satunya pribadi yang merujuk-Nya sebagai “penghubung” atau yang dalam bahasa al-Quran disebut sebagai “shirathal mustaqiim” yakni “pribadi pendamai yang menghubungkan antara umat manusia yang berdosa dengan Alloh!!”. Itulah sebabnya muslim selalu berdoa agar ditunjukkan “shirathal mustaqiim”.

Namun karena sifat egois yang disandangnya mereka mengartikannya sebagai “jembatan/titian” sakratul maut yang lebarnya hanya sepertujuh tebal rambut yang akan menghubungkan manusia dengan Alloh di akherat kelak.

Bila demikian, siapakah yang dapat melintasinya?? Tidak seorangpun!! Itulah sebabnya semenjak awal seluruh muslim dan muallaf sudah diingatkan bahwa, “...tidak seorangpun diantaramu melainkan menuju neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu merupakan kepastian yang sudah ditetapkan!!”, (QS 19;71).  

Bahkan sebenarnya Muhamad sendiri juga telah merekam dengan jelas dalam al-Quran akan pesan Almasih Isa untuk umat muslim diseluruh dunia agar mengikuti dan taat kepada Almasih Isa, karena ternyata hanya pribadi Almasih Isa-lah “Sang Shirathal Mustaqiim” seperti yang disebut-sebut dalam surah Az-zukhruf ayat 61-63. Dialah juga yang akan membawa kepastian akan hari kiamat dan Dialah “Jalan Lurus” yang selama ini dicari dan bahkan secara naluriah Muhamad sendiri harus mengakui disaat-saat detik terakhir denga berseru kepada Alloh dengan nyaring, “....hubungkanlah saya dengan Teman Yang Maha Tinggi..” dengan harapan dirinya mendapatkan privilege untuk terhubung langsung dengan Alloh.

Apakah akhirnya Muhamad dapat terhubung dengan Sang Juru Damai?? Lantas bagaimana nasib milyaran umat muslim kelak??

Cobalah dengan rendah hati secara perlahan membaca surah 19;70-71. Semoga artikel ini dapat menolong dan membimbing anda untuk mendapatkan “Sang Juru Damai” yang menghubungkan anda kelak dengan Alloh...

Wednesday, October 23, 2013

ISLAM YANG "HUMANIS" RAHMATAN LIL-ALAMIN



Saya kebetulan menonton sebuah tayangan langsung acara diskusi ILC yang diselenggarakan sebuah TV swasta pada selasa malam tanggal 17 september 2013 yang dipandu bang Karni dengan tema, ”kini polisi menjadi sasaran teror”. Walaupun sebenarnya saya sudah tahu dari dahulu perihal sisi lain ajaran Islam, namun saya tetap saja terkesiap dan begitu miris ketika mendengar penuturan akan “sisi lain ajaran islam yang istimewa” tersebut ketika dituturkan langsung dengan begitu jernih dan gamblang tanpa tedeng aling-aling sebagai ciri khas para penganut islam kaffah yakni oleh ustadz Ali Imron mantan (teroris) bom Bali dengan ratusan korban jiwa beberapa tahun yang lalu, yang sudah tentu ilmu agamanya jauh lebih baik dari saya karena dia belajar langsung ke sumbernya, Afghanistan.

Dalam tayangan tersebut dengan jelas saya lihat raut muka bapak AM Hendro Priyono memperlihatkan mimik seperti terbakar mukanya sambil geleng-geleng kepala dengan sesekali menarik napas panjang, sementara peserta lain yang berada dalam studio tersebut seolah tercekat dan termangu dengan ekspresi muka yang penuh kekhawatiran ketika Ali Imron diberikan waktu untuk berbicara...nampak sekali peserta diskusi begitu kaget dan terkejut dan seolah baru tersadarkan demi melihat sisi lain ajaran Islam yang begitu “membahayakan umat manusia” seperti yang dituturkan Ali Imron tersebut...

Bila pembaca kebetulan tidak menonton acara tersebut, inilah ringkasan kalimat yang diucapkan oleh Sang Ustadz Ali Imron, “...jihad yang benar harus sesuai yang dilakukan nabi Muhamad dengan dua syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Pertama harus ditanya dulu, apakah mereka mau masuk Islam? Kedua, bila tidak mau masuk Islam, apakah mereka mau tunduk dibawah hukum dhimmi?  Bila kedua pertanyaan yang diajukan tersebut tidak ada respon maka mereka halal untuk dibunuh...”.    

Lebih lanjut Ali Imron menyatakan ; “...mujahidin menganggap semua penyelenggara negara mulai Presiden hingga ketua RT dibagi dalam dua kelompok ; bila mereka muslim berarti mereka thogut, dan yang non muslim adalah kafir sehingga kedua kelompok tersebut halal untuk dibunuh karena mereka tidak menjalankan hukum Islam di Indonesia...”.

Sepintas tidak ada yang salah dengan keterangan yang dituturkan Ali Imron dalam paragraf pertama diatas, namun, cobalah baca sekali lagi dan simak baik-baik...

Begitu murahnya nyawa dimata Islam!! Begini, bila anda seorang petani yang kebetulan Buddhist yang suatu hari bertemu tetangga anda yang muslim di sebuah pematang sawah, lantas anda ditanya, “...mau menerima Islam sebagai agama anda atau tunduk membayar pajak dhimmi?”. Bila anda tidak segera menjawab dengan pasti atas dua pilihan tersebut, maka anda layak dibunuh!! Namun, bila tetangga anda yang muslim tersebut tidak pernah mengajukan pertanyaan tersebut sehingga tidak pernah meng-eksekusi anda, maka ada beberapa kemungkinan yang melatar belakangi situasi tersebut :

·        Akar budaya dan kearifan lokal yang tertanam semenjak kecil dalam diri tetangga anda yang muslim tersebut masih terjaga dengan baik dan tidak terpengaruh ajaran agamanya yang haus darah dan penindasan.
·        Para mubaligh/ustadz/kyai di tempat tinggal anda telah dengan sengaja menutup rapat ajaran islam yang “gila” tersebut oleh karena ternyata sangat bertentangan dengan standar kearifan lokal.
·        Tetangga anda benar-benar tidak tahu akan ajaran yang menghalalkan pembunuhan dan penindasan tersebut karena para mubaligh/ustadz/ kyai tidak mengajarkan agama islam secara utuh kepadanya.
·        Tetangga muslim anda penganut Islam KTP yang juga sering disebut sebagai ”muslim humanis alias manut-grubyuk” sehingga dapat hidup berdampingan dengan para tetangga yang lain.  

Yang menggelisahkan adalah justru ;
”Apakah para muslim dan para muallaf tidak tahu mengenai aturan yang sangat membahayakan seluruh umat manusia ini?? Dan mengapa mereka tidak memperdulikan hal berbahaya semacam ini??”

Paragraf pertama pernyataan Ali Imron diatas sebagai ajaran Islam juga mengindikasikan bahwa Islam memang benar sebagai “rahmatan lil alamin”, yang akan berlaku otomatis ketika pihak kafir/non muslim telah menyatakan setuju berada dibawah hukum dhimmi!! Sungguh, sebuah standar “humanistik Islami” yang luar biasa.... menyatakan diri sebagai rahmatan lil-alamin sekaligus melakukan penindasan dengan memberlakukan pajak-extra atas iman yang berbeda!!  

Begini contoh sederhananya ; bila anda seorang Buddhist yang tinggal di negeri yang memberlakukan hukum syariah/hukum Islam, maka anda wajib membayar pajak atas iman anda yang berbeda tersebut!! Hal inilah yang menjadi penyebab utama, mengapa para penggiat hak asasi manusia sangat menentang diberlakukannya hukum syariah sekalipun para penggiat hak asasi manusia tersebut adalah warga muslim, karena mereka tahu dengan baik bahwa negerinya akan hancur akibat pembunuhan, penculikan, pemerkosaan, penjarahan bahkan perang saudara yang tak berkesudahan, itulah rupa negerinya kelak bila hukum syariah diberlakukan....

Dari praksis diatas saya semakin yakin bahwa muslim dan para muallaf telah membawa diri bahkan menyerahkan dirinya bersatu dan berada dalam posisi/komunitas yang  amat sangat berpotensi Melanggar HAM berat!! Karena bagi mereka, kafir/non muslim yang tidak mau menjadi muslim atau tidak mau berada di bawah injakan kaki hukum dhimmi, maka si kafir pantas untuk dibunuh...

Saya tidak habis pikir, apa jadinya bila saja di dunia ini semua agama memiliki cara yang sama “gilanya” dalam menyebarkan ajarannya seperti yang dilakukan oleh agama Islam seperti yang dituturkan Ali Imron tersebut!! Tapi untunglah hanya agama Islam yang memiliki “cara gila” yang ekslusive tersebut. 

Jika saja agama lain juga memiliki cara yang sama dengan agama Islam dalam penyebarannya, maka dunia ini tidak pernah ada damai karena tentu saja akan terjadi pemerkosaan, penjarahan, perampokan, penjarahan, pembunuhan bahkan peperangan dimana-mana tanpa berkesudahan.......

Bayangkan saja, ketika agama lain berlomba-lomba berbuat baik bagi kemanusiaan, ketika umat agama lain menjauhkan diri dari tindakan asusila dan perbuatan keji lainnya, justru agama Islam memerintahkan untuk langsung minimal beristri dua-tiga-empat serta memenggal leher dan meledakkan bom dimana-mana secara vulgar karena para korban dianggap kafir dengan alasan seperti yang dituturkan sang ustadz Ali Imron diatas. Yang gila lagi, mereka melakukannya untuk membela Alloh Yang Maha Kuat yang  belakangan ini nampaknya telah mengalami penuaan sehingga semakin lemah sehingga layak dan harus dibela dengan cara istimewa tersebut......

Lantas dari mana sumbernya sehingga Islam memiliki cara khas yang berpotensi melanggar Hak Asasi Manusia terberat tersebut? Tentu saja dari Alquran!! Yaitu sebuah kitab yang merupakan copy-paste dari kitab di lauhul-mahfudz. Terasa absurd bukan..?? bila ajaran tersebut memang berasal dari lauhul-mahfudz tentu saja akan sangat humanis bukan malah dipenuhi ancaman pembunuhan terhadap orang lain... Itulah rupanya yang melatar belakangi mengapa Almasih Isa semenjak dini sudah memperingatkan umatnya yang akan menjadi sasaran pembunuhan yang mengatas namakan Alloh, dan yang luar biasa adalah bahwa Almasih Isa malah meminta umatnya untuk mendoakan dan memberkati para pembunuh tersebut.....

Bagi pembaca yang masih muallaf atau kebetulan masih muslim dan terjebak dan berada dalam pengaruh ajaran tersebut namun masih mengaku waras dan memiliki akal sehat tentu saja berhak mengevaluasi ulang akan imannya walaupun dengan begitu maka secara otomatis mereka terancam dibunuh secara fisik oleh muslim lainnya.....

Anda dapat membaca secara seksama dan hati-hati ayat-ayat rujukan antar lain ; QS 6;38, QS 19;69-71, QS 2;19, QS 8;12, QS 6;90, QS 43;61-63  dan lainnya, juga Injil Matius 5;38-48, Injil Yohanes 14;6, Injil Yohanes 16;2, Injil Lukas 6;27-36 dan lainnya. Semua artikel dalam blog ini adalah upaya kami menyadarkan muslim dan para muallaf akan iman mereka agar segera melakukan evaluasi iman dengan jernih. Berpikirlah masak-masak sebelum anda membuat komentar atas artikel ini, karena bila anda menggunakan bahasa penuh caci maki dan terindikasi mengancam umat lain maka akan langsung dihapus, terimakasih.